Sabtu, 15 Maret 2008

bunga cantik dlm pot retak

BUNGA CANTIK DALAM POT YANG RETAK

Written by Jack
Wednesday, 13 April 2005

Rumah kami langsung berseberangan dengan pintu masuk
RS John Hopkins di Baltimore. Kami tinggal dilantai
dasar dan menyewakan kamar-kamar lantai atas pada para
pasien yang ke klinik itu.

Suatu petang dimusim panas, ketika aku sedang
menyiapkan makan malam, ada orang mengetuk pintu. Saat
kubuka, yang kutatap ialah seorang pria dengan wajah
yang benar buruk sekali rupanya. "Lho, dia ini juga
hampir Cuma setinggi anakku yang berusia 8 tahun,"
pikirku ketika aku mengamati tubuh yang bungkuk dan
sudah serba keriput ini. Tapi yang mengerikan ialah
wajahnya, begitu miring besar sebelah akibat bengkak,
merah dan seperti daging mentah., hiiiihh...!

Tapi suaranya begitu lembut menyenangkan ketika ia
berkata, "Selamat malam. Saya ini kemari untuk melihat
apakah anda punya kamar hanya buat semalam saja. Saya
datang berobat dan tiba dari pantai Timur, dan
ternyata tidak ada bis lagi sampai esok pagi." Ia
bilang sudah mencoba mencari kamar sejak tadi siang
tanpa hasil, tidak ada seorangpun tampaknya yang punya
kamar.

"Aku rasa mungkin karena wajahku .. Saya tahu
kelihatannya memang mengerikan, tapi dokterku bilang
dengan beberapa kali pengobatan lagi..."

Untuk sesaat aku mulai ragu2, tapi kemudian kata2
selanjutnya menenteramkan dan meyakinkanku: "Oh aku
bisa kok tidur dikursi goyang diluar sini, di veranda
samping ini. Toh bis ku esok pagi2 juga sudah
berangkat."Aku katakan kepadanya bahwa kami akan
mencarikan ranjang buat dia, untuk beristirahat di
beranda.

Aku masuk kedalam menyelesaikan makan malam. Setelah
rampung, aku mengundang pria tua itu, kalau2 ia mau
ikut makan. "Wah, terima kasih, tapi saya sudah bawa
cukup banyak makanan." Dan ia menunjukkan sebuah
kantung kertas coklat. Selesai dengan mencuci piring2,
aku keluar mengobrol dengannya beberapa menit. Tak
butuh waktu lama untuk melihat bahwa orang tua ini
memiliki sebuah hati yang terlampau besar untuk
dijejalkan ketubuhnya yang kecil ini.

Dia bercerita ia menangkap ikan untuk menunjang
putrinya, kelima anak2nya, dan istrinya, yang tanpa
daya telah lumpuh selamanya akibat luka di tulang
punggung. Ia bercerita itu bukan dengan berkeluh kesah
dan mengadu; malah sesungguhnya, setiap kalimat selalu
didahului dengan ucapan syukur pada Allah untuk suatu
berkat! Ia berterima kasih bahwa tidak ada rasa sakit
yang menyertai penyakitnya, yang rupa2nya adalah
semacam kanker kulit. Ia bersyukur pada Allah yang
memberinya kekuatan untuk bisa terus maju dan
bertahan.

Saatnya tidur, kami bukakan ranjang lipat kain
berkemah untuknya dikamar anak2. Esoknya waktu aku
bangun, seprei dan selimut sudah rapi terlipat dan
pria tua itu sudah berada di veranda. Ia menolak makan
pagi, tapi sesaat sebelum ia berangkat naik bis, ia
berhenti sebentar, seakan meminta suatu bantuan besar,
ia berkata, "Permisi, bolehkah aku datang dan tinggal
disini lagi lain kali bila aku harus kembali berobat?
Saya sungguh tidak akan merepotkan anda sedikitpun.
Saya bisa kok tidur enak dikursi."Ia berhenti sejenak
dan lalu menambahkan, "Anak2 anda membuatku begitu
merasa kerasan seperti di rumah sendiri. Orang dewasa
rasanya terganggu oleh rupa buruknya wajahku, tetapi
anak2 tampaknya tidak terganggu."

Aku katakan silahkan datang kembali setiap saat.
Ketika ia datang lagi, ia tiba pagi2 jam tujuh lewat
sedikit. Sebagai oleh2, ia bawakan seekor ikan besar
dan satu liter kerang oyster terbesar yang pernah
kulihat. Ia bilang, pagi sebelum berangkat, semuanya
ia kuliti supaya tetap bagus dan segar. Aku tahu
bisnya berangkat jam 4.00 pagi, entah jam berapa ia
sudah harus bangun untuk mengerjakan semuanya ini bagi
kami. Selama tahun2 ia datang dan tinggal bersama
kami, tidak pernah sekalipun ia datang tanpa
membawakan kami ikan atau kerang oyster atau sayur
mayur dari kebunnya. Beberapa kali kami terima kiriman
lewat pos, selalu lewat kilat khusus, ikan dan oyster
terbungkus dalam sebuah kotak penuh daun bayam atau
sejenis kol, setiap helai tercuci bersih. Mengetahui
bahwa ia harus berjalan sekitar 5 km untuk mengirimkan
semua itu, dan sadar betapa sedikit penghasilannya,
kiriman2 dia menjadi makin bernilai...

Ketika aku menerima kiriman oleh2 itu, sering aku
teringat kepada komentar tetangga kami pada hari ia
pulang ketika pertama kali datang. "Ehhh, kau terima
dia bermalam ya, orang yang luar biasa jelek
menjijikkan mukanya itu? Tadi malam ia kutolak.
Waduhh, celaka dehh.., kita kan bakal kehilangan
langganan kalau nerima orang macam gitu!" Oh ya,
memang boleh jadi kita kehilangan satu dua tamu. Tapi
seandainya mereka sempat mengenalnya, mungkin penyakit
mereka bakal jadi akan lebih mudah untuk dipikul. Aku
tahu kami sekeluarga akan selalu bersyukur, sempat dan
telah mengenalnya; dari dia kami belajar apa artinya
menerima yang buruk tanpa mengeluh, dan yang baik
dengan bersyukur kepada Allah.

Baru2 ini aku mengunjungi seorang teman yang punya
rumah kaca. Ketika ia menunjukkan tanaman2 bunganya,
kami sampai pada satu tanaman krisan [timum] yang
paling cantik dari semuanya, lebat penuh tertutup
bunga berwarna kuning emas. Tapi aku jadi heran
sekali, melihat ia tertanam dalam sebuah ember tua,
sudah penyok berkarat pula. Dalam hati aku
berkata,"Kalau ini tanamanku, pastilah sudah akan
kutanam didalam bejana terindah yang kumiliki."

Tapi temanku merubah cara pikirku. "Ahh, aku sedang
kekurangan pot saat itu," ia coba terangkan, "dan tahu
ini bakal cantik sekali, aku pikir tidak apalah
sementara aku pakai ember loak ini. Toh cuma buat
sebentar saja, sampai aku bisa menanamnya ditaman."

Ia pastilah ter-heran2 sendiri melihat aku tertawa
begitu gembira, tapi aku membayangkan kejadian dan
skenario seperti itu disurga. "Hah, yang ini luar
biasa bagusnya," mungkin begitulah kata Allah saat Ia
sampai pada jiwa nelayan tua baik hati itu." Ia
pastilah tidak akan keberatan memulai dulu didalam
badan kecil ini." Semua ini sudah lama terjadi, dulu
dan kini, didalam taman Allah, betapa tinggi mestinya
berdirinya jiwa manis baik ini.

Sahabat2 adalah istimewa sekali. Mereka membuatmu
tersenyum dan mendorongmu jadi sukses. Mereka
meminjamimu sebuah kuping dan berbagi suatu kata
pujian. Tunjukkan kawan2mu betapa kau peduli.. Buatlah
seseorang tersenyum hari ini.

"Your failure is not a reason for GOD to stop loving
you"

people won't remember what you say, people won't remember what you do. but
people will remember how you made them feel ::