Minggu, 19 Desember 2010

MUTIARA ILMU SYARIAT (Bagian 04)

kalijogoSyekh Malaya masuk dengan segera melalui telinga Kanjeng Nabi Khidir. Sesampainya di dalam tubuh Kanjeng Nabi Khidir, Syekh Malaya melihat samudera luas tiada bertepi sejauh mata memandang, semakin diamati semakin jauh tampaknya. Kanjeng Nabi Khidir bertanya keras-keras, “hai apay yang kamu lihat?”
Syekh Malaya segera menjawab, “Angkasa Raya yang kuamati, kosong melompong jauh tidak kelihatan apa-apa, kemana kakiku melangkah, tidak tahu arah utara selatan barat timur pun tidak kami kenal lagi, bawah dan atas serta muka belakan, tidak mampu saya bedakan. Bahkan semakin membingungkanku”.
Kanjeng Nabi Khidir berkata lemah-lembut, “usahakan jangan sampai bingung hatimu”. Tiba-tiba Syekh Malaya melihat suasana terang benderang. Dihadapannya nampak Kanjeng Nabi Khidir, Syekh Malaya melihat Kanjeng Nabi Khidir malayang di udara kelihatan memancarkan cahaya gemerlapan. Saat itu Syekh Malaya melihat arah utara selatan, barat dan timur sudah kelihatan jelas, atas serta bawah juga sudah terlihat dan mampu menjaringf matahari, tenang rasanya sebab melihat Kanjeng Nabi Khidir, rasanya berada di alam yang lain dari yang lain.
Kanjeng Nabi Khidir berkata lembut, “jangan berjalan hanya sekedar berjalan, lihatlah dengan sungguh-sungguh apa yang terlihat olehmu”. Syekh Malaya menjawad, “Ada warna empat macam yang nampak padaku semua itu sudah tidak kelihatan lagi, hanya empat macam yang kuingat yaitu hitam merah kuning dan putih”.
Berkata Kanjeng Nabi Khidir, “yang pertama kau lihat cahaya mencorong tapi tidak tahu namanya ketahuilah itu adalah pancamaya, yang sebenarnya ada di dalam dirimu sendiri yang mengatur dirimu. Pancamaya yang indah itu disebut mukasyafah, bila mana kamu mampu membingbing dirimu ke dalam sifat terpuji, yaitu sifat yang asli. Maka dari itu jangan asal bertindak, selidikilah semua bentuk jangan sampai tertipu nafsu. Usahakan semaksimal mungkin agar hatimu menduduki sifat asli, perhatikan terus hatimu itu, supaya tetap dalam jati diri!” Tentramlah hati Syekh Malaya, setelah mengerti itu semua dan baru mantap rasa hatinya serta gembira.
Kanjeng Nabi Khidir melanjutkan penjelasannya, “adapun yang kuning, merah, hitam serta putih itu adalah penghalanya. Sebab isinya dunia ini sudah lengkap, yaitu terbagi kedalam tiga golongan, semuanya adalah penghalang tingkah laku, kalau mampu menjauhi itu pasti dapat berkumpul dengan ghaib, itu yang menghalangi meningkatkan citra diri. Hati yang tiga macam yaitu hitam, merah dan kuning, semua itu menghalangi pikiran dan kehendak tiada putus-putusnya. Maksudnya akan menghalangi menyatunya hamba dengan Tuhan yang membuat nyawa lagi mulia. Jika tidak tercampur oleh tiga hal itu, tentu terjadi hilangnya jiwa, maksudnya orang akan mencapai tingkatan Maqom Fana dan akan masuk Maqom Baqo atau abadi. Maksudnya senantiasa berdekatan rapat dengan Sang Pencipta. Namun yang perlu diperhatikan dan diingat dengan seksama, bahwa penghalang yang ada dalam dihati, mempunyai kelebihan yang perlu kamu ketahui dan sekaligus sumber inti kekuatannya. Yang hitam lebih perkasa, pekerjaanya marah, mudah sakit hati, angkara murka secara membabi buta. Itulah hati yang menghalangi, menutup kepada kebajikan.
Sedangkan yang berwarna merah, ikut menunjukkan nafsu yang tidak baik, segala keinginan nafsu keluar dari si merah, mudah emosi dalam mencapai tujuan, hingga menutup kepada hati yang sudah jernih tenang menuju akhir hidup yang baik (khusnul khatimah). Adapun yang berwarna kuning, kemampuannya mengahalangi segala hal, pikiran yang baik maupun pekerjaan yang baik. Hati kuninglah yang menghalangi timbulnya pikiran yang baik hanya membuat kerusakan, menelantarkan ke jurang kehancuran. Sedangkan yang putih itulah yang sebenarnya, membuat hati tenang serta suci tanpa ini itu, pahlawan dalam kedamaian”.
Kanjeng Nabi Khidir memberi kesempatan bagi Syekh Malaya untuk merenungkan penjelasannya tadi. Selanjutnya beliu berkata, “hanya itulah yang dapat dirasakan manusia akan kesaksiannya. Sesungguhnya yang terwujud adanya, hanya menerima anugrah semata-mata dan hanya itulah yang dapat dilaksanakan. Kalau kamu tetap berusaha agar abadi berkumpulnya diri dekat Tuhan, maka senantiasalah menghadapi tiga musuh yang sangat kejam, besar dan tinggi hati (bohong). Ketiga musuhmu saling kerjasama, padahal si putih tanpa teman, hanya sendirian saja, makanya sering dapat dikalahkan. Kalau sekiranya dapat mengatasi akan segala kesukaran yang timbul dari tiga hala itu, maka terjadilah persatuan erat wujud, tanpa berpedoman itu semua tidak akan terjadi persatuan eret antara manusia dan Penciptanya”. Syekh Malaya sudah memahaminya, dengan semangat mulai berusaha disertai tekad membaja demi mendapatkan pedoman akhir kehidupan, demi kesempurnaan dekatnya dengan Allah SWT.
Kanjeng Nabi Khidir kembali melanjutkan wejanganya, “Setelah hilang empat macam warna ada hal lain lagi nyala satu delapan warnanya”. Syekh Malaya berkata, “Apakah namanya, nyala satu delapan warnanya, apakah namanya, nyala satu delapan warnanya, apakah yang dimaksud sebenarnya? Nyalanya semakin jelas nyata, ada yang tampak berubah-ubah warna menyambar-nyambar, ada yang seperti permata yang berkilau tajam sinarnya”.
Sang Kanjeng Nabi Khidir berpesan, “Nah, itulah sesungguhnya tunggal. Pada dirmu sendiri sudah tercakup makna di dalamnya, rahasianya terdapat pada dirimu juga, serta seluruh isi bumi tergambar pada tubuhmu dan juga seluruh alam semesta. Dunia kecil tidak jauh berbeda. Ringkasnya, utara, barat, selatan, timur, atas serta bawah. Juga warna hitam, merah, kuning dan putih itulah isi kehidupan dunia. Didunia kecil dan alam semesta, dapat dikatakan semua isinya. Kalau ditimbang dengan yang ada dalam dirimu dalam dirimu ini, kalau hilang warna yang ada, dunia kelihatan kosong kesulitannya tidak ada, dikumpulkan kepada wujud rupa yang satu, tidak lelaki tidak pula perempuan. Sama pula dengan bentuk yang ada ini, yang bila dilihat berubah-ubah putih. Camkanlah dengan cermat semua itu”. Syekh Malaya mengamati, “yang seperti cahaya berganti-ganti kuning, cahayanya terang benderang memancar, melingkar mirip pelangi, apakah itu yang dimaksudkan wujud dari Dzat yang dicari dan didambakan? Yang merupakan hakikat wujud sejati?”
Kanjeng Nabi Khidir menjawab dengan lemah lembut, “itu bukan yang kau dambakan, yang dapat mmenguasai segala keaadaan. Yang kamu dambakan tidak dapat kamu lihat, tiada bentuk apalagi berwarna, tidak berwujud garis, tidak dapat ditangkap mata, juga tidak bertempat tinggal hanya dapat dirasakan oleh orang yang awas mata hatinya, hanya berupa pengambaran-pengambaran (simbol) yang memenuhi jagad raya, dipegang tidak dapat. Bila itu yang kamu lihat, yang nampak seperti berubah-ubah putih, yang terang benderang sinarnya, memancarkan sinar yang menyala-nyala. Sang Permana itulah sebutannya.
Hidupnya ada pada dirimu. Permana itu menyatu pada dirmu sendiri, tetapi tidak merasakan suka dan duka, tempat tinggalnya pada ragamu. Tidak ikut suka dan duka, juga tidak ikut sakit dan menderita jika Sang Permana meninggalkan tempatnya, raga menjdi tak berdaya dan pastilah lemahlah seluruh badanmu, sebab itulah letak kekuatannya, ikut merasakan kehidupan, yang mengerti rahasia di dunia. Dan itulah yang sedang mengenai pada dirimu, seperti diibaratkan pula pada hewan, yang tumbuh di sekitar raga.
Hidupnya karena adanya Permana, dihidupi oleh nyawa yang mempunyai kelebihan, mengusai seluruh badan. Permana itu bila mati ikut menggung, namun bila bila telah hilang nyawanya kemudian yang hidup hanya sukma atau nyawa yang ada. Kehilangan itulah yang didapatkan, kehidupan nyawalah yang sesungguhnya, yang sudah berlalu diibaratkan seperti rasanya pohon yang tidak berbuah, sang Permana yang mengetahui dengan sadar, sesungguhnya satu asal.
Menjawablah Syekh Malaya, “Kalau begitu manakah warna bentuk sebenarnya?” kanjeng Nabi Khidir berkata, “Hal itu tidak dapat kamu pahami di dalam keadaan nyata semata-mata, tidak semudah itu untuk mendapatkannya”, Syekh Malaya menyela pembicaraan< “Saya mohon pelajaran lagi, sampai saya paham betul, sampai putus. Saya menyerahkan hidup dan mati, demi mengharapkan tujuan yang pasti, jangan sampai tanpa hasil”.
Kanjeng Nabi Khidir berkata lembut dan manis yang isinya bercampur perlambang dan sindiran, “Misalnya ada orang membicarakan sesuatu hal, lotnya seharusnya baik, nyatanya lotnya justru merupakan bumbunya yang bercampur dengan rahasia yang terasa sebagai jiwa suci. Nubuwah yang penuh rahasia itu sebenarnya rahasia ini. Yaitu ketika masih berada di sifat jamal ialah jauhar awal. Bila sudah keluar menjadi jauhar akhir yang sudah dewasa, yang awal itulah rahasia sejati. Si jauhar akhir itu ternyata dalam satu wujud, satu mati dan satu hidup dengan jauhar, ketika dalam kesatuan satu wujud, satu raksa, satu hidup menyatu dalam keadaan sehidup-semati. Segala ulah jauhar akhir selamanya bersikap pasrah, sedangkan jauhar batin ini ialah yang dipuji dan disembah hanyalah Allah yang sejati. Tidak ada sama sekali rasa sakit karena sebenarnya kamu ini nukad ghaib. Nukad ghaib ialah ketika di masa awal atau kuna, ia tidak hidup juga tidak mati. Sebenarnya yang dikatakan nukad itu, tidak lain ghaib jugalah namanya itu. Setelah datangnya nukad itu, yang sudah hidup sejak dulu, dicipta menjadi Alif. Alif itu sendiri jisim latif. Dan keberadaanmu yang sebenarnya itulah yang disebut atau dinamakan neqdu”.
Sambil menghela nafas Kanjeng Nabi Khidir berkata pelan, “Sekarang jauhar sejati, yaitu namamu itu semasa hidup ialah syahadat jati. Dalam hidup dan kehidupanmu disebut juga darah hidup. Darah hidup itu sendiri ialah yang dinamakan Rasulullah rasa sejati. Syahadat jati adalah darah, tempat segala Dzat atau makhluk merasakan rasa yang sebenarnya tentang hidup dan kehidupan. Yang sama dengan satuan Jibril-Muhammad-Allah. Sedangkan keempatnya adalah yang disebut darah hidup. Jelasnya coba perhatikan orang mati! Apa daranya? Darah itu kini hilang, hilangnya bersama atau menyatu dengan sukma. Sukma atau ruh hilang dan kembali pada Alif itu disebut Ruh Idhafi. Pengertian jisim Latif ialah Jisim Angling yang sudah ada terdahulu kala yaitu Alif yang disebut Angling. Padahal alif itu tanpa mata, tidak berkata-kata dan tidak mendengar, tanpa perilaku dan tidak melihat. Dan itulah Alif, yang artinya, menjadi Alif itu karena dijabarkan atau dikembangkang. Bukankah ruh Idhafi itu bagian Dzatullah”?.
Setelah mengajarkan semua pelajaran sampai selesai, tentang Ruh Idhafi yang menjadi inti pembahasannya. Kanjeng Nabi Khidir berkata, “Adapun wujud sesungguhnya alif itu, asal muasalnya berasal dari jauhar alif itu. Yang dinamakan Kalam Karsa. Timbullah hasrat kehendak Allah untuk menjadikan terwujudnya dirimu. Dengan adanya wujud dirimu menunjukkan akan adanya Allah dengan sesungguhnya. Allah tidak mungkin ada dua apalagi tiga. Siapa yang mengetahui asal muasal kejadian dirinya, saya berani memastikan bahwa orang itu tidak akan membanggakan dirinya sendiri! Adapu sifat jamal (sifat yang bagus) itu ialah, sifat yang selalu berusaha menyebutkan bahwa pada dasarnya adanya dirinya itu, karena adanya yang mewujudkan keberadannya”.
Kanjeng Nabi Khidir menandaskan penjelsannya, “Demikianlah yang difirmankan Allah kepada Nabi Muhammad yang menjadi kekasih-Nya, bunyi firman-Nya sebagai berikut : kalau tidak ada dirimu, Saya (Allah) tidak akan dikenal atau disebut. Hanya dengan sebab adanya kamulah yang menyebut akan keberadaan-Ku. Sehingga kelihatan seolah-olah satu dengan dirimu. Adanya Aku (Allah), menjadikan ada dirimu. Wujudmu menunjukkan adanya wujud Dzat-Ku.
Dan untuk menjelaskan jati dirmu, tidakkah kau sadari, bahwa hampir ada persamaan Asma-Ku yang baik (Asmaul Husna) dengan sebutan manusia yang baik itu semua kau maksudkan untuk memudahkan pengambaran perwujudan tentang Diri-Ku. Padahal kau tahu, Aku berada dengan dirimu, yang tak mungkin dapat disamakan satu sama lain. Dan kamu pasti mengalami dan tidak mungkin dapat melukiskan atau menyebutkan Asma-Ku dengan setepat-tepatnya. Namamu yang baik dapat menyerupai nama-Ku yang baik (Asmaul Husna)”. Selanjutnya Kanjeng Nabi Khidir bertanya, “Apakah kamu sudah dapat meraih sebutan nama yang baik itu? Baik di dunia maupun di akhirat? Kamu ini merupakan penerus atau pewaris Muhammad Rasulullah, sekaligus Nabi Allah. Ya Illahi, ya Allah ya Tuhanku……”.
Kanjeng Nabi Khidir mengakhiri pembacaan Firman Allah SWT, kemudian melanjutkan memberi penjelasan pada Sunan Kalijaga, “Tanda-tanda adanya Allah itu, ada pada dirimu sendiri harap direnungkan dan diingat betul. Asal mula Alif itu akan menjadikan dirimu bersusah-payah selagi hidup, Budi Jati sebutannya. Yang tidak terasa, menimbulkan budi atau usaha untuk mengatasi lika-liku kehidupan. Bagi orang yang senang membicarakan dan memuji dirinya sendiri, akan dapat melemahkan semangat usahanya, antara tidak dan ya, penuh dengan kebimbangan. Sedang yang dimaksudkan dengan jauhar budi (mutiara budi) ialah, bila sudah mengetahui maksud dan budi iman yaitu menjalankan segala tingkah laku dengan didasari keimanan kepada Allah. Alif tercipka karena sudah menjadi ketentuan yang sudah digariskan. Sesungguhnya Alif itu, tetap kelihatan apa adanya dan tidak dapat berubah. Itulah yang disebur Alif. Adapun bila terjadi perubahan, itulah yang disebut Alif Adi, yang menyesuaikan diri dengan keadaanmu Mutiara awal kehidupan (jauhar awal) dimaksudkan dengan kehidupan tempo dulu yang betul-betul terjadisebagaimana tinja junub dan jinabat. Jauhar awal ibarat bebauan atau aroma akan tiba saatnya, tidak boleh tidak akan kita laksanakan dan rasakan di dalam kehidupan kita didunia. Jelasnya, kehidupan yang telah digariskan sebelumnya oleh jauhar itu, telah memuat garis hidup dan mati kita. Segalanya telah ditentukan di dalam jauhar awal.
Dari keterangan tentang jauhar awal tadi, tentu akan menimbulkan pertanyaan, diantaranya, mengapa kamu wajib shalat di dalam dunia ini? Penjelasannya demikian : Asal mula diwajibkan menjalankan shalat itu ialah disesuaikan dengan ketentuan di zaman azali, kegaiban yang kau rasakan, bukankah juga berdiri tegak, bersidakep mencipkatakan keheningan hati, bersidekep menyatukan konsentrasi, menyatukan segala gerakmu? Ucapanmu juga kau satukan, akhirnya kau rukuk tunduk kepada yang menciptakanmu. Merasa sedih karena malu, sehingga menimbulkan keluar air matamu yang jernih, sehingga tenanglah segala kehidupan ruhmu. Rhasia iman dapat kau resapi. Setelah merasakan semua itu, mengapa harus sujud ke bumi? Pangkal mula dikerjakan sujud bermula adanya cahaya yang memberi pertanda pentingnya sujud. Yaitu merasa berhadapan dengan wujud Allah, biarpun tidak dapat melihat Allah sesungguhnya, dan yakin bahwa Allah melihat segala gerak kita (pelajaran tentang ikhsan). Dengan adanya agama Islam yang dimaksudkan, agar makhluk yang ada di bumi dan di langit termasuk dirimu itu, beribadah sujud kepada Allah dengan hati yang ikhlas sampai kepala diletakkan di muka bumi, sehingga bumi dengan segala keindahannya tidak tampak dihadapanmu, hatimu hanya ingat Allah semata-mata. Ya demikianlah seharusnya perasaanmu, senantiasa merasa sujud dimuka bumi ini. Mengapa pula menjalankan duduk diam seakan-akan menunggu sesuatu? Melambungkan pengosongan diri dengan harapan ketemu Allah. Padahal sebenarnya itu tidak dapat mempertemukan dengan Allah. Allah yang kau sembah itu betul-betul ada. Dan hanya Allah-lah tempat kamu mengabdikan diri dengan sesungguhnya.
Dan janganlah sekali-kali dirimu menggap sebagai Allah. Dan dirimu jangan pula menganggap sebagai Nabi Muhammad. Untuk menemukan rahasia (rahsa) yang sebenarnya herus jeli, sebab antara rahasia yang satu berbeda dengan rahasia yang lain. Dari Allah-lah Nabi Muhammad mengetahui segala rahasia yang tersembunyi. Nabi Muhammad sebagai makhluk yang dimuliakan Allah. Beliu sering menjalankan puasa. Dan akan dimuliakan makhluk-Nya, kalau mau mengeluarkan shodagoh. Dimuliakan makhluk-Nya bagi yang dapat naik haji. Dan makhluk-Nya akan dimuliakan, kalau melakukan ibadah shalat”.
Bersambung……………..
31 Responses to “MUTIARA ILMU SYARIAT (Bagian 04)”

1.
Moctar Wibowo (Penunggang Keledai) Says:
July 1, 2009 at 3:01 pm

Siapapun orangnya, yang telah dikaruniai PENGENALAN-NYA (mengenal Allah, dengan terlebih dahulu mengenal dirinya sendiri) adalah suatu nikmat yang tidak bisa direkayasa oleh manusia itu sendiri, kecuali dari pemberian Allah.

Jika pintu misteri telah dibuka, maka tampaklah : Kita ini hanyalah onggokan daging yang dibuat sedemikian rupa, lalu diisi dengan pikiran dan rasa.

Sedangkan pikiran itu, sepenuhnya dikendalikan oleh Allah. Dan rasapun demikian juga. Intinya adalah pikiran dan rasa sepenuhnya dikendalikan oleh Allah sendiri. Karena, setelah seorang hamba mampu menembus kekosongan, dia akan tahu :
-. SEBENARNYA, PADA SEMUA INI TIDAK ADA SIAPA-SIAPA, KECUALI ALLAH YANG SENDIRIAN, SEDANG YANG LAIN ADALAH DIADAKAN, DIBUAT ATAU DICIPTAKAN.
-. SESUNGGUHNYA, PADA SEMUA INI TIDAK ADA YANG HIDUP, KECUALI HANYA ALLAH SAJA, SEDANGKAN YANG LAIN DIHIDUPKAN.

DAN INTI SEJATI ADALAH : TIDAK PERNAH ADA SESUATUPUN, BAIK ITU MAKLUK ( ALAM NYATA ATAU GHAIB, MANUSIA, MALAIKAT ATAU SETAN ATAU YANG LAIN-LAIN), KECUALI ALLAH SENDIRI. YANG SELALU SENDIRI TANPA ADA PADA SUATU ALAM.

HANYA DIALAH YANG MUTLAQ ADANYA. SELAINYA ADALAH SEMU..!!!

PENCIPTAAN MAKLUK oleh Allah, bukan seperti manusia membuat sesuatu barang atau benda, tidak!!. Cukup dengan berkehendak (kun), maka jadilah yang dikehendaki oleh Allah.

Alam semesta raya ini, tercipta tanpa ada bahan bakunya..!!. Marilah kita buktikan dengan pengalaman kita sehari-hari yang tidak pernah kita sadari, yaitu KETIKA KITA SEDANG BERKHAYAL. Apakah khayalan kita itu ada bahan bakunya..??.

Dan kenapa semua yang kita khayalkan itu selalu bisa terwujud dalam alam khayalan, yang tanpa bergantung pada yang lain??.

Semua keinginan, kehendak yang tidak disertai dengan harapan, akan selalu bisa terwujud jika berada dalam alam khayalan. Harapan, hanyalah tipuan palsu yang dibuat oleh Allah ketika kita berada dialam dunia, yang sebetulnya adalah Alam Sangat Khayal..!!!.

Dunia sangat tidak NYATA, bahkan alam semesta rayapun juga begitu. Semua itu hanyalah buah pikir (khayalan Tuhan) yang oleh banyak manusia disebut rencana.

Kita kita ini hanyalah buah khayalan belaka, yang sangat bergantung pada Penghayalan_NYA. Dan khayalan Allah tidak bergantung selain-NYA. Dia khayalkan makluk-makluk yang ada itu semaunya sendiri tanpa tekanan siapapun..!!!.

Tentang Nabi Khidir, tidak hanya Sunan Kalijaga saja yang ditemui. Namun, semua ahli bathin, pasti menjadi muridnya, meskipun dialam modern sekarang ini. Khidir hidup sepanjang masa, hingga Allah menghendaki alam semesta raya ini runtuh, hancur dan lenyap.

Khidir ada didalam hati, tidak berbentuk cahaya, manusia, malaikat ataupun setan, dia adalah KATA-KATA yang berasal dari didasar hati, yang menajari kita tentang berbagai misteri yang sembunyi.

Hakikatnya ialah : Khidir itu adalah Allah sendiri…!!!.

Simaklah kata-kata hati yang bersemayam pada diri kitA, yang tidak pernah berhenti berbicara. NDAK USAH PAKAI ISTILAH YANG NEKO-NEKO..!!

Si Penunggang Keledai :

Mochtar Wibowo.
Reply
2.
Alex Says:
July 1, 2009 at 4:40 pm

Hanya makhluk allah swt . Yang harus bersyukur dan ikhlas untuk mencari ridhonya.ku
Tunggu sambungannya mas kumitir.
Reply
3.
wong alus Says:
July 1, 2009 at 4:42 pm

Marilah kita buktikan dengan pengalaman kita sehari-hari yang tidak pernah kita sadari, yaitu KETIKA KITA SEDANG BERKHAYAL. Apakah khayalan kita itu ada bahan bakunya..??…

Bahan bakunya ada mas, saat saya berkhayal tentang memiliki pacar Luna Maya, atau punya mobil bagus maka bahan baku khayalan saya adalah PENGALAMAN INDERA saya saat melihat televisi. Semua ada penyebabnya mas, hingga akhirnya menuju satu sebab yang tidak disebabkan lagi.

Alam raya ini tercipta dari bahan baku yaitu satu titik kecil yang kemudian meledak (big bang theori).Buktinya, alam raya ini terus mengembang dengan kerapatan massa yang bertambah. Satu sebab titik kecil itu memiliki bahan baku, yaitu titik superkecil yang lain yang tiada berhingga kecilnya.

Lalu, ide kita tentang Tuhan itu darimana ya sumbernya? Inilah asumsi saya, bahwa kita pernah bertemu dengan Tuhan sebelum kita diadakan. Kita berasal dari ide dan gagasan Tuhan, jadi kita berada di DALAM TUHAN. Mungkinkah begitu?

Demikian pendapat saya, maaf bila kurang berkenan. Monggo dikoreksi dan didiskusikan bersama.
Reply
*
agung s pujianto Says:
August 20, 2009 at 7:45 pm

bener mas…yg sudah merasakan akan paham n mengerti….hanya krn kemurahan n kehendak Nyalah smua akan bisa dilakukan…hanya yg mendapat ijin Nya saja yg bisa menjelaskan…
Reply
4.
c4tr0 Says:
July 2, 2009 at 2:17 am

Hati ini pada dasarnya sangatlah luas, namun akn terasa sempit manakala hati ini dipenuhi oleh segala yang ada di dunia dengan semua urusannya. Dan hati akan terang benderang ketika manusia tidak lagi disibukan oleh dunia, sehingga ia dapat mengenal dirinya sendiri untuk kemudian Tampaklah Allah dalam penglihatan mata hatinya.
Reply
5.
Ganang Says:
July 2, 2009 at 3:43 am

Yang syari’at, tarekat, hakikat, ma’rifat ada tempatnya masing2. Hakikat dan ma’rifat hanya dapat dirasa oleh yang menjalaninya. Apapun yang ditulis mengenai hakikat dan ma’rifat hanya akan bernilai syari’at adanya jika tanpa bimbingan dari “mentor” yang mumpuni untuk mendapatkan rasa. Para seniorku penguasa istana wordpress, mohon dipilah dan dipilih yang akan dituturkan kepada kami yang masih lebih banyak bingungnya dari pada ngertinya.
salam rindu…
Reply
6.
wong alus Says:
July 2, 2009 at 7:54 am

Banyak yang BELUM mengerti bahwa perjalanan spiritual itu dimulai dari syari’at, tarekat, hakikat, hingga ma’rifat.

Namun lihatlah perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW, teladan umat muslim justeru yang terjadi adalah kebalikannya:

Perjalanan spiritual dimulai dari ma’rifat, hakikat, tarekat dan akhirnya sampai pada syariat.

Makrifat adalah bertemu dan mencairnya kebenaran yang hakiki: yang disimbolkan saat Muhammad SAW bertemu Jibril, hakikat saat dia mebcoba untuk merenungkan berbagai perintah untuk IQRA, tarekat saat Muhammad SAW berjuang untuk menegakkan jalanNya dan syariat adalah saat Muhammad SAW mendapat perintah untuk sholat saat Isra Mikraj yang merupakan puncak pendakian tertinggi yang harus dilaksanakan oleh umat muslim.

Itulah sebabnya, SHOLAT ADALAH PUNCAK PENDAKIAN SPIRITUAL yang terkadang justeru dilalaikan oleh kaum sufi dan para ahli spiritual.

Salam asah asih dan asuh
Reply
7.
wong alus Says:
July 2, 2009 at 8:03 am

Sebagai tambahan: SHOLAT adalah komunikasi tertinggi serta pertemuan antara TUHAN dan MANUSIA. Sholat juga merupakan pertemuan titik modulasi dimensi yang lahir dan batin antara TUHAN YANG MAHA LAHIR DAN MAHA BATIN dengan manusia yang merupakan makhluk satu-satunya yang memiliki SDM untuk mempertemukan titik temu dari dua dimensi tersebut dalam dirinya.

TITIK TEMU itu terletak pada KESADARAN. NAH, Bagaimana penjelasan tentang PERJUMPAAN TUHAN dengan MANUSIA? Monggo KITA sholat dengan khusyuk. CARI TITIK PALING HENING dan NIKMATILAH WAJAH TUHAN DAN BERMESRAANLAH DENGAN DIA, YANG MAHA TERKASIH.

Terima kasih, salam kagem sanak kadang sedaya…
Reply
8.
wong alus Says:
July 2, 2009 at 8:18 am

Tambahan lagi, ma’rifat, hakikat, tarekat bisa dicerap dengan alat epistemologis pancaindera-akal-rasa-budi hingga HIDAYAH WAHYU dan akhirnya PENDAKIAN SPIRITUAL sampai pada SYARIAT, yaitu PERILAKU…

itu sebabnya, PERILAKU YANG BAIK adalah ibadah tertinggi dan menjadi SYAHADAT manusia yang sudah manunggalnya makrokosmos dengan mikrokosmos, jagad alit dan jagad gede, manunggaling kawolo kelawan gusti.

Sampun.Pareng-paren ki sanak..,. ngapunten mbok bilih wonten ingkang lepat. Nuwun gunging ombak samudra pangaksami.
Reply
*
iksan Says:
May 28, 2010 at 7:51 pm

Jangan melihat dari sudut yg salah terhadap kaum sufi dan ahli spiritual.. Nabi Muhammad SAW.. mengawali laku dari berperilaku baik dgn segala kebaikan akhlaknya.. kemudian Hening Heneng Takarub di guwa Hiro..mengharap Petunjuk Tuhannya Ibrahim.. Malaikat hadir dalam alam Hanung Aning..”Iqro’.. !!” (Bukan disodorkan selembar kertas yg bertulis).. Tapi Membaca Ayat Allah yg Berupa Jagad besar dan Jagad kecil..dst. Jadi bukannya Kenabiannya yg menjadikan Akhlak karimah..TAPI akhlak karimah-lah yg menjadikan kenabiannya.

Syareat yg diajarkan..agar manusia Mengenal..Merenung..kemudian Mencari. Setelah Manungaling Kawulo klawan Gusti..maka telah mencapai Kesadaran Agung DAN Kebijaksanaan sempurna … Tidak adalagi Perintah dan Larangan Allah.. Karena sudah satu Rasa dan Karsa..

Insan Kamil ( Berbuat baik bukan semata-mata Perintah dan Surga.. meninggalkan Buruk bukan karena Dilrang dan takut neraka)..Tapi dilakukan oleh karena Menyadari betapa mulianya berakhlak baik dan sebaliknya..
AHLI BID’AH yang sesungguhnya ADALAH..yang sholatnya seperti Nabi..Puasanya Seperti Nabi..Syareatnya seperti Nabi..Tapi tidak berbuah Akhlak seperti akhlaknya Nabi….”Asholatu lidzikri” Sholat itu Ingat (Krasa lan Ngrumangsani)..Menegakkan sholat tidak sama artinya dgn melaksanakan sholat.. Para sufi dan ahli spiritual lebih paham tentang hal ini..

Serendah-rendahnya Ma’rifat adalah TAWAKAL..apakahTAWAKAL itu? jawab Seorang Sufi,” Seandainya kamu telah mengetahui Sorga dgn segala kenikmatannya dan Neraka dgn segala siksa pedihnya.. dan jika diantara dua hal itu ada garis sebesar benang yg memisahkan di hatimu maka kamu belum tawakal.”

Aku Iki Urip,Sing Urip Sapa,Sapa Sing Nguripi,Urip Iki Ya Aku… Mugi manggih Harja Sedayanipun..
Reply
9.
abu amili Says:
July 2, 2009 at 11:09 am

waah ….pengalaman pencerahan dari Tuhan YME , sampai pada LEVEL DIRI yg tertinggi/sempurna ,yang dlm proses pencapai melalui upaya dan kerja keras , melalui MentauhidKAN ZAT-NYA, upaya yg istiqomah mealui prilaku akhlak yg mulia .dan kesempurnaan perjalanan Spritual dapat memuncak ketika adanya sinergi ZAT, SIFAT, ASMA DAN AF’AL.. amiin…… ini sekedar dan ala kadarnya, kalau memang ada yg kurang….. silahkan …sehabat sejati dapat menambah atau mengurangi….
Salam Rahayu, kasih … sejati
Reply
10.
Penunggag Keledai Says:
July 2, 2009 at 3:07 pm

Tempurung-Mu Maha Luas Rabb. Sampai aku lupa diri dan suka mengakui segala-galanya milikku, padahal itu semua milik-Mu. Aku tak pernah sadar bahwa RASA-ku adalah RASA-MU. Aku selalu tuli bahwa PIKIRAN-ku adalah PIKIRAN-MU.

Aku senantiasa bodoh pada-MU, dan teribaratkan : KATAK MENGAJARI MATAHARI CARA BERSINAR.

Teori tentang-MU selalu enak untuk dibicarakan, namun memilukan untuk dijalani. Sanggupkah orang yang mengakui dirinya mengetahui atau mengerti akan Engkau, jika ia kau uji atau kau timpakan nestapa padanya??. Maha Sempurna wahai KAU Rabb. Ampuni hambamu Si Penunggang Keledai ini yang kerdil.

Hahaha…. Semuanya samar dan simir. Dan fakta yang terdalam adalah kebalikannya.

Didunia ini, yang ada adalah kebalikanya. Orang pintar, biasa mengaku dirinya bodoh dan yang bodoh biasanya menganggap dan mengaku dirinya pintar.

Sebenar-benarnya adalah tidak ada titik atau totok, yang ada hanyalah kosong namun DIA ada didalam RASA. Pengajaran yang berbelit-belit, akan melahirkan pengetahuan yang berbelit-belit juga.

Pengajaran yang tidak terus terang pada seorang murid, yang berdasar MENCARI KESELAMATAN, akan melahirkan murid yang seperti itu juga. Namun pengajaran yang jujur, akan bernasib seperti almarhum Al Bustami, Al Halajj, Siti Jenar dan lain-lain, pilih yang mana, hihihi……

Kapankah kita tidak munafik pada diri sendiri??. Hehehe…

Lha iya, khayalan seperti Luna Maya itu bahan bakunya, apa to..??!. Apa bahan bakunya berbentuk dzat padat, dzat cair, gas atau udara??????.

Sebenarnya wujud Luna Maya atau mobil itu berasal dari LUAR atau dari DALAM????????. Hihihi…..

Atau dari mana, hayooooo…….

Tahan EMOSIMU KANG, hihihi….

Semua yang ada ini, berasal dari dua unsur yang berlawanan, namun dua unsur itu berasal atau terlahir dari WUJUD YANG SATU, yang tidak bisa tergambarkan oleh apapun, entah itu titik atau totok, entah itu cahaya atau cahayi. Tanpa unsur-unsur yang saling berlawanan, tak mungkin ada kehidupan para makluk.

Belajar dari BUKU TEORI memang cenderung menggiurkan dan enak untuk diseminarkan, agar kita bisa dianggap pintar atau cerdik. Namun ketika Rabb, mengucek-ucek atau meremas-remas hati kita, sanggupkah kita bertahan pada pemahaman pengetahuan tersebut?????.

Namun terus sajalah berjalan, kafilah tangguh tak akan keder oleh gonggongan anjing. Namun, seburuk-buruk anjing menggonggong, dia akan membantu melahirkan PENGETAHUAN..!!!.

Ingat, setiap angka berawal dari angka 0. Dari angka nol tersebut, lahir angka 1, dari angka 1 muncul angka 2, dari angka 2 muncul angka 3 dan seterusnya. Setiap kemunculan angka baru, pasti akan dibarengi dengan kesakitan yang amat sangat. Dan kesakitan yang amat sangat itu bisa diibaratkan juga GONGGONGAN…!!!!.

Kebodohan manusia adalah : Setelah mendapatkan angka 2, dia menjadi senang dan lupa diri sehingga macet diangka tersebut, karena senangnya lalu dia berkeinginan mengajarkan pada orang lain, sehingga nanti akan melahirkan murid yang macet diangka tersebut. Jika dia sadar jika sehabis angka 2 masih ada angka 3,4,5 bahkan seterusnya, maka dia akan selalu waspada.

Hihihi, hahaha, dan hehehe.

DIA ada didalam, namun setelah KITA masuk kedalam, TERNYATA DIA DILUAR. Setelah kita tahu Dia ada diluar dan kita didalam, maka LOYOLAH KITA, hihihi…..

KUPANDANGI TEMPURUNG-MU DARI DALAM.( inikah ruang dan waktu)
NAMUN AKU TERASA NYAMAN DIDALAM BAGAI TERLINDUNGI.
KADANG KURASAKAN SENYUM MANISMU DARI DALAM TEMPURUNGMU, KETIKA AKU MERINTIH MERINDUKANMU.

Hahaha, Mas Wong Alus, jangan menjadi Mas Wong Kasar. Sabar memang sulit, namun sabar itu indah dan sangat nikmat. Buat apa tahu semua Sangkan Paraning Dumadi, namun hati tidak bisa bersabar..?????????????????. Rp, Rp, RP, hihihi…..

Buat apa merasa pintar, namun tidak punya kesabaran, huhuhu….., hihihi..

Tapi..!!. Sabar dan tidak sabar itu, yang membuat adalah RABB-ku. Allaaahhhh mbuh..!!.

Wis Mas, sepurone sing akeh. Pancen aku wong bodho, sing iseh seneng usil lan njarakkk. Jembaring atimu mas, aku njaluk sepura. Mugo-muga kula lan panjenengan sedaya diparengi kesabaran sing sak temene. Amin..!!!!

Matur Suwun.

Penunggang Keledai Bodoh.
Mochtar Wibowo.
Reply
11.
wong alus Says:
July 2, 2009 at 10:12 pm

Namun pengajaran yang jujur, akan bernasib seperti almarhum Al Bustami, Al Halajj, Siti Jenar dan lain-lain, pilih yang mana, hihihi……

—- Mereka adalah berhala pikiran dewa-dewa dalam mitologi pengetahuan tasawuf yang harus dilalui dalam perjalanan spiritual yang panjang. Tutup buku-buku tasawuf yang membuat Anda yakin telah menjadi seorang SUFI itu.

Kapankah kita tidak munafik pada diri sendiri??. Hehehe…

—- Munafik itu jelek. Jangan jadi orang munafik.

Lha iya, khayalan seperti Luna Maya itu bahan bakunya, apa to..??!. Apa bahan bakunya berbentuk dzat padat, dzat cair, gas atau udara??????.

—- Pelajari metafisika umum, khususnya kategori ada.

Sebenarnya wujud Luna Maya atau mobil itu berasal dari LUAR atau dari DALAM????????. Hihihi….. Atau dari mana, hayooooo…….

——Pelajari juga makna internal dan makna eksternal ide

Tahan EMOSIMU KANG, hihihi….

—– Insya allah, justeru Panjenengan saya doakan agar emosinya tertata.

Semua yang ada ini, berasal dari dua unsur yang berlawanan, namun dua unsur itu berasal atau terlahir dari WUJUD YANG SATU, yang tidak bisa tergambarkan oleh apapun, entah itu titik atau totok, entah itu cahaya atau cahayi. Tanpa unsur-unsur yang saling berlawanan, tak mungkin ada kehidupan para makluk.

—Wujud yang satu TIDAK HANYA membuat dua unsur berlawanan. Bisa jadi tiga unsur, empat unsur, lima unsur dst…. Keyakinan thd hal-hal yang prinsip Panjenengan perlu diperdalam. Tidak hanya ada Baik-buruk- tapi juga ada setengah baik, seperempat baik, seperlima baik dst… Ini logika futurologis. jadi mohon untuk menyadari tingkat logika perlu diperlanjut. UNSUR itu tidak berlawanan, tapi melengkapi dan komplementer. Pria bukan lawan Wanita lho, namun pelengkapnya!

Belajar dari BUKU TEORI memang cenderung menggiurkan dan enak untuk diseminarkan, agar kita bisa dianggap pintar atau cerdik. Namun ketika Rabb, mengucek-ucek atau meremas-remas hati kita, sanggupkah kita bertahan pada pemahaman pengetahuan tersebut?????.

—- BUKU TEORI dan BUKU PRAKTEK, dua-duanya tetap BUKU. Jangan hanya belajar dari BUKU, tapi belajarlah dari KASUNYATAN /semua hal saat MATA HATI DAN MATA WADAG KITA TERBUKA maupun saat TERTUTUP.

Namun terus sajalah berjalan, kafilah tangguh tak akan keder oleh gonggongan anjing. Namun, seburuk-buruk anjing menggonggong, dia akan membantu melahirkan PENGETAHUAN..!!!.

—-ya, mungkin kita akan mendapat PENGETAHUAN, tapi tidak mendapat ILMU PENGETAHUAN karena ILMU PENGETAHUAN menuntut kita untuk MENGGUNAKAN JALUR berpikir rasional, radikal, metodis, komprehensif, dan koheren serta memiliki tujuan untuk menemukan KEBIJAKSANAAN.
—-Yang bisa melahirkan PENGETAHUAN tidak hanya dari anjing menggonggong, tapi dari macan yang melahap kijang, buaya yang tewas ditembak penjaga hutan, maupun dari SWARA ING ASEPI, KEHENINGAN MEDITASI SAMPAI TITIK HENING. Harus lengkap!

Ingat, setiap angka berawal dari angka 0. Dari angka nol tersebut, lahir angka 1, dari angka 1 muncul angka 2, dari angka 2 muncul angka 3 dan seterusnya. Setiap kemunculan angka baru, pasti akan dibarengi dengan kesakitan yang amat sangat. Dan kesakitan yang amat sangat itu bisa diibaratkan juga GONGGONGAN…!!!!.

—– Angka itu hanya konsep di pikiran Anda saja. Percepnya tidak pernah sebegitu simpel bisa digambarkan. Keterbatasan pengetahuan memang pada akhirnya membuat kesimpulan juga terbatas.

Kebodohan manusia adalah : Setelah mendapatkan angka 2, dia menjadi senang dan lupa diri sehingga macet diangka tersebut, karena senangnya lalu dia berkeinginan mengajarkan pada orang lain, sehingga nanti akan melahirkan murid yang macet diangka tersebut. Jika dia sadar jika sehabis angka 2 masih ada angka 3,4,5 bahkan seterusnya, maka dia akan selalu waspada.

—- SETERUSNYA itu masih ada SETERUSNYA LAGI MAS, INFINITUM… YANG TIDAK TERBATAS … TERRA INCOGNITA… PELAJARAN YANG PANJENENGAN SAMPAIKAN MASIH TERBATAS.

Hahaha, Mas Wong Alus, jangan menjadi Mas Wong Kasar. Sabar memang sulit, namun sabar itu indah dan sangat nikmat. Buat apa tahu semua Sangkan Paraning Dumadi, namun hati tidak bisa bersabar..?????????????????. Rp, Rp, RP, hihihi…..

—- Terus terang dan terang terus, saya orang kasar yang ingin jadi wong alus.. Panjenengan masih berteori tentang sabar? Belajarlah pada karang dan bumi semoga Panjenengan segera mendapat pencerahan.

Buat apa merasa pintar, namun tidak punya kesabaran, huhuhu….., hihihi..

—- BUAT APA JUGA MENGAKU BODOH TAPI MERASA SOK PINTAR dan TIDAK RINDU KEBIJAKSANAAN dan MENGGENGGAM KEBENARAN?

Wis Mas, sepurone sing akeh. Pancen aku wong bodho, sing iseh seneng usil lan njarakkk. Jembaring atimu mas, aku njaluk sepura. Mugo-muga kula lan panjenengan sedaya diparengi kesabaran sing sak temene. Amin..!!!!

—– Panjenengan memang masih sedikit ilmunya kok mas, jadi tolong belajar pada angin, cahaya, bumi, laut, gelombang maupun hatimu sendiri agar lebih bijaksana. Jangan pernah bangga dengan kebodohan yang bohong-bohongan. Kesabaran tidak perlu digembar gemborkan, Keikhlasan tidak perlu diucapkan. Seorang hamba Allah tidak seperti itu …

wong alus
Reply
*
hitam Says:
July 4, 2009 at 1:16 pm

Kesadaran tentang diri adl bangkai sangatlah penting,lihatlah mayat.Tak dpt beraktifitas apapun.Tanpa ruh kita semua adl mayat.Sang Maha Penggerak selalu dilupakan.Manusia merasa pintar tanpa sadar DipintarkanNya,…..kesabaran,kebijaksanaan,keiklasan cuma seni kata.TIADA DAYA DAN UPAYA SELAIN ALLAH……….,TAUHID MUTLAK.
Reply
*
hitam Says:
July 5, 2009 at 2:01 pm

Hak Allah untuk membuat hamba seperti yang Dia mau.Menurut sdr.yg disebut hamba Allah seperti apa ? Pelacur dan pencuri tidak berhak jadi hamba Allah,begitukah ?
Reply
12.
Penunggang Keledai Says:
July 3, 2009 at 1:25 pm

Huebattt..!!!.

Kelihatan sekali…!!.

Penunggang Keledai Bodoh
Mochtar Wibowo.
Reply
13.
bagus cahaya Says:
July 4, 2009 at 6:48 am

kalu ndak ada halangan saya ber harap untuk setiap halaman yang bersambung….nanti di postingin jadi satu ya Om……..saya selalu mengikuti..
dan bisa saya hanya membaca…..mudah mudahan kita semua dalam lindungan Allah….Amien
Reply
*
mas kumitir Says:
July 4, 2009 at 7:48 am

Ya Mas Bagus……… dapat di klik di bawah ini http://alangalangkumitir.wordpress.com/category/suluk-ling-lung/
sudah urut mulai postingan Bag. 01 sampai terakhir
Reply
14.
wong alus Says:
July 5, 2009 at 2:47 pm

Mas Hitam: saya tidak tahu. Jawaban yang saya berikan pasti tidak akan memuaskan siapa saja, termasuk Anda. Monggo sholat dan tanyakan pertanyaan Panjenengan pada-Nya saja. Jangan berikan jawaban dari otak Anda.

Mas Wibowo: Trims.. saya memang setan dan setan selalu hebat!!!
Reply
*
hitam Says:
July 6, 2009 at 1:14 pm

Otak hanya berisi daging lembek,mana mungkin bisa memberi jawaban,tiada huruf didalamnya.Sdr begitu yakin jawaban anda tdk memuaskan siapa saja,kenapa ? Sudah mengambil peran Tuhan kah ? Dan sholat untuk meminta jawaban Tuhan? Kalau yakin jadi Tuhan ya jgn meminta jawaban pada tuhan yg lain……..
Reply
15.
hitam Says:
July 7, 2009 at 1:20 pm

“Segala Penyelesaian” ada pada dirimu,mengapa tidak kamu sadari ?
Semua masalah datang darimu,mengapa kamu tidak mengetahuinya ?
Kamu menganggap/mengira diriMu seolah2 sangat remeh,sebenarnya didalam diriMU seluruh alam semesta diliputi.
Kamu adl “KITAB PENYAKSIAN”,dgn huruf “diriNya” yg tersembunyi menjadi “NYATA”.Jgn mencari diluar diri,carilah kepastian diriMU dgn cara meneliti/merenung/bertafakur.( ALI BIN ABU THOLIB ).
Perhatikan hub.suluk Ling Lung dgn kalimat diatas.
Reply
16.
Keboireng Says:
July 8, 2009 at 6:02 pm

Ketika di satu toko buku di Kebayoran , saya pernah ditanya oleh orang asing yang tertarik dan mau membeli tafsir Al Qur’an (?)
+ Bapak baca buku ini ? , katanya sambil menunjuk kitab
- Ya , saya sering membacanya dirumah.
+ Bapak… tau maksud tulisan ini , TIDAK AKU CIPTAKAN JIN DAN MANUSIA KECUALI …. ( kata orang asing sambil geleng geleng kepala , lalu menyambung bacaan ) BERIBADAH KEPADAKU……?

- Ya , itu sangat luas sekali maknanya tapi sebagai awal kalimat itu semacem perintah ” Registrasi ” bagi jin dan manusia , dengan mendapati register maka syahlah apa yang akan dijalani oleh jin dan manusia itu.

+ Maksud bapak , On line ..?
- Ya .. identik sikitlah , tanpa log in ya nggak on line , ibadah itu on line bersama para sahabat , Rasulullah saw dan Allah swt.

+ Oh… thanks , matur kesuwun. ( katanya manggut-manggut )
- Nggih sami sami sinau mas.
Reply
17.
jaini Says:
August 2, 2009 at 11:44 am

inilah dunia yang penuh dengan warna hidup ini pilihan hau pilih yang mana terserah tapi semua pilihan ada konsekwensinya masing masing hulum sebab akibat .kalo saya dimana biissa untuk kibaikan kita dan kebaikan semua makluk kenapa tidak yang namanya ilmu itu angel ditemu maka ujar rosul carilah samapai ke negeri cina . artinya hal yang di ungkapkan oleh kang mas kumitir tersebut di atas adalah ilmu terserah diri kita mau atau tidak menerima yang jelas belio udah mengampaikan dengan tatacara budaya orang kita. amin dan semuga mas kumitir terus menerus mengeluarkan apayang ada di titipkan oleh pengeran dan di samapaikan untuk kita amian semua semua memahami amain amin ya roobbul alamin
Reply
18.
dimensi Says:
February 16, 2010 at 9:44 pm

masa lalu..
kugantung-kan keluh kesah-ku kepadamu, agar aku tak bisa mengambilnya lagi, karna kau sudah jauh disana.
masa depan..
aku melihat-mu dan mengenalli-mu sebagai takdir, menjadikan aku ihklas, hingga rasa bahagia enggan untuk menjahuiku.
waktu,,
sudah lama engkau mengikat-ku disini, dengan dunia yang penuh tipu muslihat, menutupi pandangan-ku terhadap AL HAQ.
kini aku sadar.. bahwa yang nampak hidup sesungguhnya mati, dan yang nampak nyata ternyata ilusi.
terima kasih YA ROB..
engkau telah membuka matahatiku, hingga mengerti hakekat, dan mengerti fatamorgana.
dulu.. aku mengingin-kan banyak hal, dan juga menakuti banyak hal.
tapi kini, semua dalam pandanganku adalah kosong, dan yang isi hanyalah engkau.
yang hidup dan yang nyata hanyalah engkau, tiada lain selain engkau, hanya engkau.
engkau, ALLAH (ESA)
jadi.. tidak ada lagi yang aku inginkan, dan tidak ada lagi yang aku takuti.
Engkau jaya sepanjang masa, dan disisimu aku ada sepanjang masa, sebagai hamba untuk melayanimu.
Reply
19.
bay katib Says:
February 23, 2010 at 7:26 am

assalamu alaikum..

trima kasih atas tulisan2 mas kumitir yg bgitu mencerahkan..
kajian anda bgitu “halus” dan “mencerahkan”.

smoga mas kumitir slalu dalam lindungan Allah dan tetap dberi kesehatan shinggah kajian2 mas kumitir dapt trus kmi rindukan…

mengenai tulisan anda tentang “APA ITU RASA..???” apakah masih ada lanjutannya??? ,krna distu mas kumitir menulis bahwa slanjutnya akan dkupas pada bab selanjutnya…

wasalam
Reply
20.
faisal Says:
March 8, 2010 at 3:20 pm

duh gusti….. namung panjenengan ingkang kawulo tuju lan ridlo panjenengan ingkang kawulo padosi… mugi panjenengan paring roso katresnan lan saged ngaweruhi panjenengan…….
Reply
21.
mahpud Says:
August 5, 2010 at 3:34 pm

janganlah terlalu banyak dengan teori dan beragumentasi kalau anda mau bisa melihat Allah jadikan dirimu menjadi orang yang bodoh dan dungu,,,,,,, Allah itu tidak dapat dilihat , tidak berbentuk, tidak bisa diraba, tidak berberbentuk hurup tidak ada yang serupa dengannya. tapi bisa kita dilihat dengan nyata,… dengan mata telanjang didepan mata kita,, akan tetapi mereka tidak menyadarinya, tidak tahu nama yang sebenarnya,.. Allah itu hanya sebuah lapal saja namanya serupa dengan bentuknya …makasih… atas wejangannya..
Reply
22.
slamet sampurno Says:
August 6, 2010 at 4:16 pm

NGELMU NIKU KUDU DI LAKONI KANG MAS KANG MAS,MBOTEN KAGEM DI PERDEBATKAN.SENG PAYU NIKU DZIKIRE…,DZIKIR KANG ORA KENDAT SARONO NGETUTNE MLEBU METU NAFAS…DI ISI DZIKIR,DZIKIR ELING MARANG HYANG WENANG. SUWUN
Reply
*
muhammad mahpud Says:
August 7, 2010 at 12:51 pm

te inget lekdalem teduk dait gerak.. .salam….
Reply
23.
darno Says:
August 22, 2010 at 7:09 am

ASWB WAHAI HITAM KAU BERKATA SEGALA PENYELESAIAN ADA PADA DIRIMU …….MENGAPA KAU TURUT PADA KOMENTAR INI ,,,,,ADA YANG TAK BERES RUPANYA PADA DIRI ANDA?????????????????
dUNIA INI ADA…..aKU…………KAMU…………….KITA…………….KALIAN………..KAMI…………SAUDARA.
ENTE………..ELU ………..NGANA…………..KITA ORANG………………tUHAN SAJA MASIH MENGANGKAT ROSUL BERATI ADA …AKU DAM KAMU…
HE..HE………….HE
kAU MENGAKU HITAM BERASAL DARI MANA ?/??/???? TENTUNYA WARNA YANG LAIN////////////LPJYOHJLBCDRTFB B VNMHM,MN[
Reply
24.
bodro Says:
December 17, 2010 at 5:21 pm

hmmm………..
ckckckck…………
kupasannya luas………………bikin heboh hati si pembaca…
sungguh tersirat disini…………bahwa semuanya,dan ternyata
manusia harus menempuh belajar yang lahir dan batin………..
……….nggak bisa ditawar.
nuwun